Begini Cara Mengatasi Keterlambatan Perkembangan Pada Anak

By | August 4, 2021

Seringkali orang tua tidak menyadari ketika buah hatinya mengalami keterlambatan perkembangan anak. Perkembangan pada setiap anak memiliki keunikan tersendiri dan kecepatan pencapaian perkembangan tiap anak berbeda. Kisaran waktu pencapaian tiap tahap perkembangan umumnya cukup besar, misalnya seorang anak dikatakan normal jika ia dapat berjalan mulai usia 10 hingga 18 bulan, sehingga seringkali terjadi perbedaan perkembangan di antara anak yang seusia. Untuk itu, orang tua perlu mengenal tanda bahaya (red flag) perkembangan anak.

Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja, atau dapat pula di lebih dari satu ranah perkembangan. Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay merupakan keadaan keterlambatan perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih ranah perkembangan. Secara garis besar, ranah perkembangan anak terdiri atas motor kasar, motor halus, bahasa / bicara, dan personal sosial / kemandirian. Sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Data angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum.

Sama halnya dengan anak seusianya, saat pertumbuhan dan berkembangannya ia mengalaminya dengan caranya sendiri, begitu pun secara akademis si Kecil juga akan mengalami perkembangan sendiri.

Apakah anak Anda mengalami keterlambatan tumbuh kembang? keterlambatan perkembangan anak dapat mencakup berbagai area keterampilan termasuk bahasa, motorik, sosial atau kemampuan berpikir. Ketika Anda menyadari adanya keterlambatan pada tumbuh kembang anak, selain memeriksakan kondisi anak ke dokter, Anda dapat membantu menstimulasinya dengan melakukan ini:

  1. Keterlambatan Bicara atau Bahasa
    1. Sering ajak anak berkomunikasi, seperti mengobrol, bernyanyi, dan memintanya untuk mengulang kata-kata yang Anda ucapkan. Gunakan bahasa yang sederhana ketika berbicara dengan anak.
    2. Baca buku setiap hari. Dengan membacakan buku, anak akan lebih mengenal banyak kosakata. Pilihlah buku bergambar agar anak dapat menunjuk dan menyebut benda yang ia kenal.
    3. Beri pujian ketika anak mengucapkan kata dengan benar.
    4. Koreksi perkataan anak. Bila anak mengucapkan “mam”, Anda dapat mengoreksi dengan “Oh, mau makan, ya?”.
  2. Keterlambatan Motorik
    1. Untuk memperkuat otot lengan, kaki, dan leher pada bayi yang masih kecil, Anda dapat melakukan tummy time yaitu posisi bayi ditengkurapkan.
    2. Untuk melatih duduk, mula-mula anak dapat didudukkan di kursi dengan sandaran agar tidak jatuh ke belakang, lalu beri mainan kecil di tangannya.
    3. Taruh benda atau mainan kesukaan anak di hadapannya beberapa sentimeter sehingga ia akan terangsang untuk meraihnya, merangkak ke arahnya, berusaha berdiri untuk mengambilnya atau menunjuk ke arah mainan tersebut.
    4. Dudukkan anak lalu bantu tarik ke posisi berdiri untuk memperkuat otot kaki dan melatih ia berdiri sendiri.
    5. Jika anak belum bisa berjalan, latihlah dengan ‘mentitah’ atau memberikan mainan yang dapat dipegang dan didorong seperti push walker. Selain itu, dapat pula meminta anak berjalan ke arah Anda dan peluklah ketika ia sampai di hadapan Anda.
  3. Keterlambatan Kognitif
    1. Bernyanyi bersama anak. Putar lagu favoritnya secara berkala, sehingga ia dapat menghafal lirik lagu dan menyanyikan lagu tersebut. Kegiatan ini dapat membantu anak mengidentifikasi kata dan memori.
    2. Perdengarkan berbagai jenis suara, seperti klakson mobil, suara burung, bunyi air saat mencuci piring. Kegiatan ini dapat membuat anak memahami hubungan antara objek dan suara.
    3. Bermain dengan huruf abjad. Bisa dengan puzzle huruf abjad, buku berisi huruf abjad, lagu tentang huruf abjad, gambar huruf abjad, dsb.
    4. Belajar berhitung. Ajak anak menghitung jumlah piring di meja makan, jumlah roda di mobil, dsb.
    5. Bermain menggunakan berbagai jenis peralatan di rumah, misalnya peralatan dapur. Biarkan ia bereksplorasi dengan berbagai jenis suara, bentuk, dan tekstur dari peralatan tersebut.
    6. Kenalkan berbagai jenis permainan, misalnya “ci-luk-ba”, menyusun balok, menyusun puzzle, main petak umpet.
    7. Bermain dengan pasir dari tepung terigu, lalu di atasnya ditaruh berbagai jenis mainan berbentuk hewan. Dengan cara ini anak dapat belajar mengenal hewan.
    8. Memasukkan sedotan ke dalam botol.
    9. Melatih anak mengenal berbagai macam tekstur, seperti karpet, sisir, seprai, dsb.

Stimulasi yang tepat dapat membantu anak mengejar ketinggalan. Jangan bosan untuk menemani anak bermain dan belajar hal-hal baru. Sebagian besar keterlambatan tumbuh kembang anak dapat diatasi bila ditangani sejak dini.

Leave a Reply